Lahaina Firestorm: Sirene Hening dari Kehancuran Maui
Lahaina, pernah dirayakan sebagai ibu kota kerajaan Hawaii, sekarang berdiri sebagai bukti dampak dahsyat dari Badai Api Lahaina. Kepala polisi Kabupaten Maui John Pelletier melukiskan gambaran yang suram, menggambarkan tugas memulihkan sisa-sisa yang hancur saat disentuh.
Dengan jumlah korban tewas yang sudah melampaui rekor, dan hanya sebagian kecil dari reruntuhan yang diperiksa, ada ketakutan yang membayangi bahwa korban Badai Api Lahaina akan terus meningkat.
Alarm Diam dari Badai Api Lahaina
Orang-orang yang selamat dari Badai Api Lahaina menceritakan pengalaman mengerikan mereka, melukis gambar kota yang lengah. Tema yang berulang dalam cerita mereka adalah tidak adanya peringatan resmi.
Pengawasan ini telah memicu perdebatan sengit tentang efisiensi protokol darurat. Meskipun memiliki sistem sirene yang dimaksudkan untuk mengingatkan penduduk akan bencana yang akan datang, tidak ada yang membunyikan alarm hari itu. Investigasi terhadap Lahaina Firestorm sedang dilakukan untuk mengungkap alasan di balik kegagalan ini.
Pada hari Selasa yang menentukan itu, penduduk Lahaina memulai hari mereka tanpa menyadari Badai Api Lahaina yang akan datang. Pemadaman listrik dianggap sebagai pemadaman rutin, dan bahkan ketika aroma asap menyebar ke udara, kekhawatiran tetap tidak terdengar.
Namun, menjelang sore, Badai Api Lahaina berubah drastis. Penduduk mendapati diri mereka berada di tengah api yang menyebar dengan cepat, dengan bara api yang menyulut semua yang menghalangi jalan mereka. Kecepatan dan keganasan kobaran api membuat semua orang lengah, menyebabkan kekacauan dan kepanikan.
Anda mungkin juga ingin membaca: Dampak Kebakaran Hutan Lahaina yang Menghancurkan pada Warisan Hawaii
Pertanyaan Buntut dan Meningkat
Buntut dari Kebakaran Lahaina melukiskan gambaran yang suram: lebih dari 2,200 bangunan berubah menjadi abu, jalan-jalan yang dulu ramai sekarang sunyi senyap, dan komunitas yang bergulat dengan kehilangan.
Kurangnya identifikasi resmi berarti banyak yang mengandalkan jaringan lokal untuk mengetahui almarhum orang yang mereka cintai.
Saat pencarian berlanjut, ada antisipasi kolektif terhadap jumlah korban tewas yang meningkat. Gubernur Hawaii, Josh Green, menghubungkan bencana tersebut dengan “badai api” yang belum pernah terjadi sebelumnya karena pemanasan global.
Namun, banyak penyintas Lahaina Firestorm merasa kecewa, bahkan ada yang menempuh jalur hukum melawan pemerintah.