Xolair Menawarkan Harapan Baru bagi Penderita Alergi Makanan Parah
FDA baru-baru ini menyetujui perluasan penggunaan obat asma Xolair (omalizumab) yang dapat mengubah hidup jutaan orang yang menderita alergi makanan parah di AS. Xolair, yang sebelumnya hanya disetujui untuk asma dan kondisi lainnya, kini menjadi obat pertama yang tersedia untuk membantu mengurangi reaksi alergi berbahaya akibat paparan makanan seperti kacang tanah, kacang pohon, susu, dan telur secara tidak sengaja.
Dalam uji klinis baru-baru ini yang dipimpin oleh Johns Hopkins, peserta yang menerima Xolair mampu mentoleransi makanan alergi dalam jumlah yang jauh lebih tinggi tanpa mengalami gejala alergi yang besar, dibandingkan dengan mereka yang menerima suntikan plasebo. Sekitar dua pertiga dari mereka yang mempelajari efek Xolair pada alergi kacang tanah dapat menoleransi hampir setengah sendok teh kacang tanah, sedangkan kurang dari 10% dari kelompok plasebo dapat mentolerirnya. Hasil serupa juga terlihat pada alergen makanan umum lainnya.
Bagaimana Cara Kerja Xolair?
Xolair berfungsi dengan menghalangi respon peradangan alergi alami tubuh. Ini adalah antibodi monoklonal yang menargetkan imunoglobulin E (IgE), yang berperan penting dalam memicu anafilaksis. Dengan mengurangi kadar IgE, Xolair mampu mengurangi keparahan gejala yang terjadi akibat paparan makanan seperti kacang secara tidak sengaja. Meskipun mereka yang menggunakan Xolair masih harus menghindari makanan yang menyebabkan alergi, obat ini memberikan tingkat perlindungan baru dari reaksi yang mengancam jiwa.
Efek samping pengobatan Xolair termasuk reaksi di tempat suntikan dan demam dalam beberapa kasus. Seperti halnya pengobatan baru, pasien dan dokter perlu mempertimbangkan risiko dan manfaatnya. Namun bagi banyak orang yang hidup dalam ketakutan akan paparan yang tidak disengaja, Xolair membawa kelegaan dan ketenangan pikiran yang lebih besar. Pakar alergi makanan yakin 25-50% dari mereka yang memenuhi syarat dapat memilih menggunakan Xolair untuk mengurangi risikonya. Sebagai pengobatan pertama yang disetujui FDA, pengobatan ini menawarkan harapan baru.