Hasil pemilu Pakistan membuat negara ini dalam kekacauan
Hasil yang mengejutkan dalam pemilu parlemen Pakistan baru-baru ini menyebabkan partai-partai politik kebingungan dan masa depan negara tersebut tidak menentu. Kandidat independen yang berafiliasi dengan mantan Perdana Menteri Imran Khan meraih kemenangan mengejutkan, meraih kursi terbanyak namun tidak mampu membentuk pemerintahan yang jelas.
Dalam pemilu Pakistan bulan ini, para pemilih menyampaikan teguran keras terhadap status quo politik. Banyak pihak memperkirakan Liga Muslim Pakistan-N yang dipimpin Nawaz Sharif akan merebut kembali kekuasaan dengan dukungan militer yang kuat. Namun dalam kekecewaan besar, kandidat yang bersekutu dengan partai PTI pimpinan Imran Khan malah mendominasi pemungutan suara. Dengan 92 kursi, kelompok independen pro-Khan menang lebih banyak dibandingkan kelompok lainnya.
Jadi apa yang selanjutnya untuk Pakistan?
Meskipun para pendukung Imran Khan merayakan hasil pemilu Pakistan sebagai kemenangan, hal ini justru membuat negara itu berada dalam situasi yang berantakan. Sebagai calon independen, kandidat yang menang tidak bisa begitu saja membentuk pemerintahan sendiri. Partai-partai tradisional utama Pakistan seperti PML-N dan PPP kini sedang melakukan pembicaraan untuk membangun pemerintahan koalisi yang tidak stabil. Namun dengan masyarakat yang menunjukkan rasa frustrasinya terhadap institusi politik, pemerintahan mungkin tidak akan mudah, tidak peduli siapa yang berkuasa.
Pada akhirnya, suara warga Pakistan dalam pemilu Pakistan tampaknya tidak bertujuan untuk mendukung agenda tertentu, melainkan lebih ditujukan untuk menegur status quo secara keseluruhan. Baik politisi arus utama maupun pihak militer yang memegang kekuasaan tertinggi telah membuat warga frustrasi selama bertahun-tahun. Imran Khan memposisikan dirinya sebagai orang luar yang menentang korupsi, dan hal ini disukai oleh para pemilih. Namun ke mana arah negara ini selanjutnya masih menjadi dugaan siapa pun di tengah periode ketidakpastian baru ini.